Entri Populer

Senin, 17 September 2012

KUMPULAN PERCOBAAN SEDERHANA
(Sebuah Pemikiran dari Pribadi Yang Peduli Sains!)


Pada pembelajaran Sains, saya merancang metode pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division). Model ini adalah yang paling sederhana diantara model-model pembelajaran kooperatif lain yang dikembangkan oleh Slavin, sehingga cukup baik dan mudah digunakan oleh guru.

Pada model STAD, saya memulai pembelajarannya dengan memberikan informasi akademik baru kepada siswa dengan tujuan memberikan stimulus bagi mereka sebelum masuk ke dalam materi yang akan saya ajarkan, baik secara verbal, visual maupun melalui sebuah pertanyaan pembuka. Siswa dalam kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota masing-masing 4 sampai 5 siswa, yang diatur secara heterogen, mewakili jenis kelamin, kelompok ras atau etnis, dan kemampuan akademik (siswa berprestasi rendah, sedang, tinggi). Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. 

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik.
Setiap anggota kelompok akan saling belajar dan membelajarkan. Fokus yang ditekankan adalah keberhasilan seorang anggota kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompoknya. 

Menurut Graves dan Graves (2002) kerangka STAD adalah sebagai berikut.
1. Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan materi pokok.
2. Siswa bekerja sama dalam kelompok belajar untuk menguasai materi yang dibahas. Antar siswa harus saling mendukung, saling membandingkan jawaban, membahas ketidakcocokan, saling mencari pemecahan masalah, saling bertanya dan berdiskusi. Guru membantu siswa bekerja dan belajar dalam kelompoknya.
3. Siswa diberi kuis secara individual dan menerima poin berdasarkan perolehan hasil sebelumnya.
4. Poin individual dihitung untuk membentuk skor kelompok, dan pemberian penghargaan berdasarkan hasil skor individual maupun skor kelompok.

Pada pembelajaran ini, model STAD ini saya modifikasi, tidak ada kuis atau tes seperti sintaks STAD seperti di atas, namun penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang paling sering bertanya atau menjawab. Adapun langkah yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan: apersepsi, pemberian tujuan pembelajaran.
2. Inti: penerapan model STAD.
• Pembentukan 6 kelompok yang diatur secara heterogen.
• Pemberian Worksheet dan penjelasan cara kerja kelompok. Guru juga melatih cara mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, dan mendengarkan secara aktif.
• Siswa berdiskusi dalam kelompok.
• Presentasi hasil kerja kelompok difasilitasi oleh guru. Selama proses diskusi, keaktifan siswa dalam bertanya atau menjawab dihargai oleh guru dengan memberikan tanda penghargaan berupa point. Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan kelompok siswa yang paling aktif selama diskusi.
• Diakhir pembelajaran, point yang diterima dihitung. Kelompok yang paling aktif mendapat penghargaan dari guru berupa piagam penghargaan, yang akan ditempel di kelas.
3. Penutup: membuat kesimpulan bersama, pemberian tugas untuk pertemuan
berikutnya.

Selama proses pembelajaran berlangsung respon siswa sangat baik. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, dalam presentasi dan menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang berlangsung. Situasi kelas dapat dilihat pada Video di atas.

Banyak pengalaman yang dapat diambil oleh guru dalam proses pembelajaran ini antara lain adalah:
1. Apabila perencanaan pembelajaran disiapkan dengan baik maka proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat sasaran dari indikator yang akan dicapai.
2. Metode STAD ternyata cocok dengan indikator pembelajaran ini yaitu siswa mampu menyebutkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan langka serta menjelaskan usaha-usaha untuk melestarikan makhluk hidup, dibandingkan dengan metode konvensional guru berceramah dan siswa mendengar.

3. Apabila siswa diberi penghargaan maka motivasi siswa akan meningkat sehingga hampir semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Setelah dilaksanakan dan dianalisa, nampaknya model STAD dapat digabungkan dengan model-model pembelajaran lain, seperti dengan contextual teaching and learning, eksperimen, demonstrasi dan yang lainnya. Memang diharapkan pada penerapannya satu metode dengan metode lainnya seharusnya dapat diintegrasikan atau divariasikan supaya pembelajaran tidak membuat siswa jenuh.

Guru : Mr. T / Christian Lao Shi ( cuman lulusan D-II PGSD, hehehehehe )


Selasa, 11 September 2012